Senin, 06 Juni 2011

RAPID SAND FILTER
Saringan Pasir Cepat adalah jenis filter yang digunakan dalam pemurnian air. Rapid Sand Filter pertama kali digunakan di Amerika Serikat pada 1896 dan secara luas digunakan dalam sistem air kota besar pada tahun 1920, karena mereka membutuhkan lahan lebih kecil dibandingkan dengan Slow sand filter.



Saringan pasir cepat menggunakan pasir kasar dan butiran media  untuk menghilangkan partikel dan kotoran yang telah terperangkap dalam flok melalui penggunaan flokulasi kimia. Air dan flok mengalir melalui media filter di bawah gravitasi atau di bawah tekanan pompa dan bahan flokulasi  yang terperangkap dalam matriks pasir.


Rapid sand filter merupakan proses filtrasi yang dilakukan setelah proses koagulasi,flokulasi dan sedimentasi.. Zat kimia,sering digunakan proses sistem filtrasi.


Keuntungan :

  • Laju aliran jauh lebih tinggi dari saringan pasir lambat, sekitar 150-200000000 galon air per hektar per hari

  • Membutuhkan area tanah yang relatif kecil

  • Kurang sensitif terhadap perubahan kualitas air baku, misalnya kekeruhan

  • Kurang memerlukan kuantitas pasir



  • Kekurangan :
  • Memerlukan perawatan yang lebih besar dari saringan pasir lambat.  

  • Umumnya tidak efektif terhadap masalah rasa dan bau.

  • Menghasilkan volume besar lumpur untuk dibuang.

  • Membutuhkan investasi yang  mahal pada reagensia flokulasi (flocculation reagents)

  • Pengolahan air baku dengan bahan kimia sangat penting.

  • Terampil pengawasan sangat penting.

  • Biaya pemeliharaan yang lebih tinggi.

  • Tidak bisa menghilangkan bakteri.




  • sekian dan terima kasih
    maaf jika ada info yang salah ^_^

    Sabtu, 04 Juni 2011

    Kota Tanjungpinang

     Tanjungpinang atau sebelumnya disebut Tanjung Pinang (disingkat Tg. Pinang) adalah ibu kota dari Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Yang terletak di koordinat 0º5' Lintang Utara dan 104º27' Bujur Timur, tepatnya di Pulau Bintan.
    Kota ini memiliki pesona menarik dengan budaya Melayu-nya, kultur budaya yang terdapat di kota ini dominan berasal dari suku Melayu, lalu suku Cina dan suku Bugis, serta suku Jawa. Bahasa daerah yang digunakan adalah bahasa Melayu yang tergolong klasik dan unik serta memiliki daya tarik tersendiri karena merupakan asal-usul (akar) dari bahasa Indonesia.
    Kota ini memiliki cukup banyak daerah parawisata seperti Pulau Penyengat yang hanya berjarak kurang lebih 2 mil dari pelabuhan laut Tanjungpinang - Pelabuhan Sri Bintan Pura, Pantai Trikora dengan pasir putihnya terletak kurang lebih 65 km dari kota, dan pantai buatan yang terletak di garis pantai pusat kota sebagai pemanis atau wajah kota (waterfront city).
    Pada masa kolonial Belanda kota ini berstatus Keresidenan yang merupakan pusat kota kegubernuran dari kota-kota yang terletak di pulau-pulau yang berada di kawasan Kepulauan Riau (Kep. Riau / Kepri), pada masa awal kemerdekaan kota ini menjadi Kabupaten Tanjung Pinang(Kab. Tanjung Pinang), lalu meningkat statusnya menjadi Kota Administratif - Kabupaten Tanjung Pinang (Kab. Tanjung Pinang) hingga tahun 2000, dan seterusnya ditingkatkan statusnya menjadi Kota Otonom - Kota Tanjungpinang dengan UU Nomor 5 Tahun 2001, pada tanggal 21 Juni 2001 sampai dengan sekarang.
    Kota Tanjungpinang terhubung dengan kota kecil lainnya yang berjarak kurang lebih 24 km dari kota ini yang bernama Kota Kijang.
    Pelabuhan Laut Tanjungpinang - Pelabuhan Sri Bintan Pura memiliki kapal-kapal jenis feri dan feri cepat (speedboat) untuk akses domestik ke pulau Batam dan pulau-pulau lain seperti; kepulauan Karimun dan Kundur, serta kota-kota lain di Riau daratan, juga merupakan akses internasional ke negara Malaysia dan Singapura.